Salam Kenal

Assalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Hafid. Blog ini saya buat dalam rangka berbagi Ilmu, karena Ilmu yang tidak ditularkan itu bagaikan pohon yang tak berbuah. Motif lain adalah untuk “amar ma’ruf nahi munkar”, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemunkaran. Masih ada beberapa motif lagi yaitu motif untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam istilah lain sering kita sebut “Fastabiqul Khairat”. Syukron katsiran kepada seluruh peselancar blog yang telah bersedia untuk mengunjungi blog saya. Hormat saya Hafid… Silahkan menikmati ilmu…

Note :

Bagi yang ingin post ulang artikel saya di halaman anda, mohon dicantumkan sumber/linknya (ping back). Seandainya perlu, mohon dimodifikasi juga.
Tidak mencantumkan sumber = Plagiat = Korupsi.

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

ICT Masa Depan

Meramal masa depan adalah sebuah kemustahilan, namun memprediksi masa depan adalah hal yang paling memungkinkan. Dengan menatap sejarah dan perkembangan ICT dari zaman dahulu sampai sekarang, dapat disimpulkan bahwa ICT tidak pernah mengalami kemunduran dan ICT itu sendiri akan terus maju seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan beragam. Penemuan-penemuan dari tahun ke tahun membuat kebutuhan manusia dapat diselesaikan dengan cara yang praktis dan serba otomatis. Orang-orang zaman dahulu bisa berkata bahwa mustahil untuk membuat benda terbang dilangit seperti burung. Namun seiring dengan berjalannya penemuan-penemuan dan tuntutan kebutuhan, kini hadirlah kapal terbang sebagai penjawab masalah yang terjadi masa lalu yang dahulu kala masih dianggap mustahil. Zaman dahulu, tidak semua orang memiliki PC komputer. Hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki PC komputer. Namun sekarang ini PC komputer telah menjadi sebuah kebutuhan yang hadir ditengah masyarakat. Teknologi telah menjadi trendsetter di segala bidang baik yang digunakan hanya sekedar untuk style, kebutuhan, atau bahkan untuk penelitian sekalipun.

Melihat track-record kemajuan-kemajuan ICT selama ini, maka dapat di prediksi bahwa ICT akan terus mengalami kemajuan dan terus berkembang. Augmented Reality yang saat ini sangat populer sebatas untuk game, suatu saat nanti akan menjadi sebuah hal yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan. Jika bisa berandai-andai ataupun memprediksinya, maka Augmented Reality nantinya akan menjadi sebuah gaya hidup yang stylish dan diminati oleh banyak orang. Augmented reality ini akan memunculkan inovasi-inovasi baru di bidang hiburan dan periklanan  oleh berbagai pihak agar memiliki daya tarik yang lebih tinggi di masyarakat. Dunia nyata suatu saat nanti akan terasa sangat terpadu dengan dunia maya. Hanya saja memang teknologi Augmented reality dewasa ini belum terlalu booming di kalangan masyarakat. Namun yakinlah bahwa tinggal menunggu waktu saja untuk membuat Augmented reality ini menjadi trend di masyarakat. Bisa jadi suatu saat nanti rambu-rambu lalu lintas tak perlu ada secara fisik, namun rambu-rambu tersebut akan muncul ketika seorang pengendara atau polisi menggunakan sebuah alat tertentu untuk melihat rambu-rambu lalu lintas tersebut, sehingga rambu-rambu lalu lintas tidak terlalu memakan banyak tempat. Pada akhirnya Augmented Reality akan dipakai dan digabungkan diberbagai peralatan manusia dan menjadi standar kebutuhan untuk setiap peralatan tersebut. Semua akan teritegrasi dalam sebuah sistem.

Cloud Computing sekarang masih sekedar konsep. Namun, ketika konsep tersebut menjadi nyata akan sangat powerful. Kebutuhan hardware menjadi lebih minimal. Bahkan suatu saat mungkin saja jika sebuah storage device tidak berwujud secara fisik. Storage device yang sekarang berbentuk fisik, suatu saat nanti akan mengalami metamorfosis yang pada akhirnya menempatkan storage device sebagai media penyimpanan yang abstrak dan tidak memiliki bentuk fisik.

Perkembangan-perkembangan teknologi inilah yang pada akhirnya nanti membawa kemajuan teknologi yang ramah lingkungan, karena tidak menyita banyak tempat dan resource.

Yusfia Hafid Aristyagama / 113090207 / IF-33-G1

 

 

 

RESUME AQIDAH ISLAMIYAH – SAYYID SABIQ

BAB – PENDAHULUAN

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, dan intinya adalah iman dan amal.

Iman dan amal, atau aqidah dan syari’ah kedua-duanya berkaitan satu sama lainnya seperti keterkaitan antara buah dan pohonnya.

Iman mencerminkan aqidah dan pokok-pokok yang menjadi landasan syari’at Islam. Dan dari dasar-dasar ini keluarlah cabang-cabangnya. Amal mencerminkan syari’ah dancabang-cabang yang dianggap sebagai tindak lanjut dari iman dan aqidah.

“Berikanlah berita gembira kepada orang-orang berimandan berbuat kebaikan, bahwasanya mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalir beberapa sungai.” (Al-Baqarah :25)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka Tuhan Yang Maha Pengasih akan memancarkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Maryam : 96)

Pengertian iman atau Aqidah meliputi enam perkara : 1) Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat kepada nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya Yang Tinggi, ma’rifat kepada dalil-dalil wujud-Nya dan fenomena-fenomena keagungan-Nya di alam semesta ini. 2) Ma’rifat kepada alam yang ada dibalik alam semesta ini atau alam yang tidak dapat dilihat (alam ghaib). 3) Ma’rifat kepada Kitab-kitab Allah yang diturunkan untuk menentukan rambu-rambu kebenaran dan kebathilan, kebaikan dan kejahatan, halal dan haram, yang baik dan yang  buruk. 4) Mar’rifat kepada para nabi dan rasul Allah yang telah dipilih untuk menjadi penunjuk jalan dan pembimbing makhluk untuk mencapai kebenaran. 5) Ma’rifat kepada hari akhir dan hal-hal yang ada didalamnya. 6) Ma’rifat terhadap qadar (takdir).

Pemahaman tentang iman ini adalah aqidah yang menjadi muatan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah, ajaran yang dibawa oleh para Rasul-Nya, dan wasiat-Nya kepada umat-umat terdahulu maupun umat belakangan. Sesungguhnya Allah menjadikan aqidah ini berlaku umum bagi seluruh manusia dan kekal sepanjang masa karena ia mempunyai dampak yang jelas dan manfaat yang tampak dalam kehidupan individu maupun masyarakat.  Ma’rifat kepada Allah, membangkitkan kebaikan-kebaikan, membina rasa senantiasa diawasi oleh Allah (muroqobah), memotivasi untuk mencari hal-hal yang luhur dan mulia, menjauhkan manusia dari sifat nista dan hina. Ma’rifat kepada para malaikat, mendorong sesorang untuk mencontoh sifat-sifat mereka (dlm hal kesucian) dan tolong menolong mereka dalam kebenaran dan kebaikan, sehingga mendorong manusia kepada kesadaran dan kewaspadaan yang sempurna sehingga yang timbul dari diri manusia adalah hal-hal yang mulia. Ma’rifat kepada kitab-kitab Allah, mendorong manusia untuk mengetahui manhaj (sistem kehidupan) yang digariskan Allah untuk umat manusia agar menempuh manhaj tersebut untuk mencapai kesempurnaan materi maupun etika. Ma’rifat kepada para Rasul,dimaksudkan untuk mengetahui langkah-langkah mereka dan meneladani apa yang mereka lalukan sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk setiap umat manusia. Ma’rifat kepada hari akhir, sebagai pendorong yang paling kuat untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Ma’rifat terhadap qadar, dapat memberikan bekal kepada seseorang dengan berbagai potensi dan kekuatan yang mampu menghadapi berbagai hambatandan kesulitan, dan dihadapannya persoalan-persoalan besar menjadi kecil. Hal yang demikian (aqidah) dimaksudkan untuk membersihkan perilaku, menyucikan jiwa dan mengarahkan kepada nilai-nilai yang paling luhur, disamping ia merupakan kebenaran yang kokoh dan tidak berubah-ubah. Sehingga menanamkan aqidah kepada jiwa, merupakan cara yang paling tepat untuk mewujudkan unsur-unsur yang baik. Karena sesungguhnya aqidah merupakan sumber berbagai perasaan yang muia, lahan untuk menanamkan berbagai perasaan yang baik, dan tempat tumbuhnya perasaan yang luhur.

Para Rasul menyampaikan aqidah kepada umatnya dengan cara yang seluruhnya mudah dipahami, sederhana dan logis. Para Rasul mengajak mereka untuk memperhatikan kerajaan langit dan bumi, membangkitkan akal mereka untuk berpikir tentang ayat-ayat Allah, mengingatkan fitrah mereka kepada perasaan beragama yang telah ditanamkan kepadanya, dan menumbuhkan kesadaran akan adanya alam dibalik alam materi ini. Dengan cara-cara tersebut Rasulullah membangkitkan aqidah dalam jiwa umatnya, mengarahkan pandangan dan pikiran mereka, membangkitkan akal dan mengingatkan fitrah mereka, seraya merawatnya dengan pendidikan dan pengembangan hingga mencapai puncak kesuksesan.

Penyimpangan dari manhaj para nabi disebabkan oleh berbagai perselisihn politik, kontak dengan berbagai aliran pemikiran dan keagamaan, dan menjadikan akal sebagai hakim tentang masalah yang berada di luar kemampuannya. Hal tersebut menjadi sebab bergesernya iman. Pada dasarnya aqidah itu semuanya sama (tidak berbeda), namun ketika akal menjadi ‘hakim’ yang terjadi adalah para pengemban akidah terpecah belah menjadi berbagai aliran dan masing-masing mengklaim diri sebagai kelompok yang paling benar. Berbagai perdebatan muncul sehingga kedudukan aqidah menjadi melemah. Kelemahan aqidah ini diikuti oleh kelemahan umum yang melanda individu, keluarga, masyarakat dan negara, bahkan pada setiap segi kehidupan.

BAB – MA’RIFATULLAH

                Ma’rifatullah merupakan puncak pengetahuan bahkan merupakan pengetahuan yang paling agung. Ia merupakan asas yang menjadi landasan kehidupan rohani seluruhnya. Ada dua sarana untuk melakukan ma’rifatullah yaitu : 1) Memikirkan dan memperhatikan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah. 2) Mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.

                Ma’rifatullah dapat dilakukan dengan bertafakur. Sesungguhnya tiap organ tubuh mempunyai tugas, sedangkan tugas akal adalah merenungkan, memperhatikan dan memikirkan. Jika potensi ini tidak difungsikan maka hilanglah kerja akal dan tidak berfungsi pula tugasnya. Islam menghendaki agar akal bangkit melepaskan diri dari belenggunya dan bangun dari tidurnya.

“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” (Yunus : 101)

Tidak memfungsikan akal dapat menurunkan derajat manusia ke tingkatan yang lebih rendah dari derajat binatang. Taqlid (mengikuti orang lain tanpa mengetahui alasan dan tujuannya) menjadi penghalang bagikemerdekaanakal dan pengekang akal untuk berpikir. Oleh karena itu Allah memuji orang-orang yang bersikap objektif terhadap berbagai fakta dan dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain, sesudah diteliti, diperiksa, dan dicermati lalu mereka mengambil yang terbaik dan meninggalkan yang lain. Allah mencela orang-orang yang bertaqlid yang tidak mau berpikir kecuali mengikuti pikiran orang lain. Ketika Islam mengajak manusia untuk berpikir, sesungguhnya apa yang dikehendakinya adalah berpikir dalam batas kemampuandan jangkauan akal.

“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangalah kamu memikirkan tentang dzat Allah, sebab kamu tidak akan dapat memikirkan kadar kedudukan-Nya(sebagai mana mestinya).” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam alHilyh secara marfu’ kepada Nabi dengansanad yang lemahtetapi maknanya shahih).

                Diatara tujuan paling mulia yang dikehendaki Islam dari upayanya membangkitkan akal dan memfungsikannya untuk merenung dan memikirkan sesuatu adalah memberi petunjuk kepada manusia agar memahami dan kemudian membimbingnya dengan lembut kepada hakikat yang besar yakni mengenal Allah. Sesungguhnya ma’rifatullah itu hanyalahhasil kerja akal pikiran yang cerdas dan memperoleh ilham, dan buah pemikiran yang mendalam dan cemerlang. Sarana lain yang dipergunakan Islam untuk mengenalkan manusia kepada Allah dengan menjelaskan nama-nama Allah yang baik (al-Asma’ al-Husna) dan sifat-sifat-Nya yang luhur.

“Katakanlah: serulah Allah dan serulah Ar-Rahmaan. Dengan nama yang mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaul-Husna (nama-nama yang terbaik)” (Al-Israa’ : 110)

“Dan bagi Allah-lah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul-Husna itu.” (Al-A’raaf : 180)

BAB- DZAT ILAHIYAH

                Sesungguhnya hakikat Dzat Tuhan tidak dapat diketahui oleh akal.  Sebab Dzat tuhan memang tidak dapat dijangkau oleh akal, dan sesungguhnya meskipun akal manusia itu cerdas dan kemampuan untuk mengetahui sesuatu telah mencapai puncaknya namun ia sangat terbatas dan sangat lemah untuk mengetahui hakikat berbagai hal. Akal pun tidak mampu mengetahui (hakikat) jiwa manusia itu sendiri. Padahal jiwa manusia itu bukanlah suatu hal yang asing. Persoalan tentang jiwa masih merupakan salah satu persoalan yang sulit dipecahkan oleh ilmu pengetahuan maupun fisafat. Akal juga tidak dapatmengetahui hakikat cahaya. Padahal cahaya merupakan barang yang paling tampak dengan sangat jelas. Ilmu manusia sampai sekarang ini masih tidak mampu menguak banyak hal tentang hakikat alam semesta ini, dan tidak mampu berbicara tentang hal itu secara pasti. Seorang ahli falak terkenal, Kamikl Flamaryun dalam bukunya “Kekuatan Alam Yang Misteri” berkata : “Kami melihat diri kami sedang berfikir. Namun apa itu berpikir? Tidak seorang pun dapat menjawab pertanyaan ini, dan kami melihat diri kami sedang berjalan. Akantetapi apa sebenarnya kerja oto itu? Tidak seorang pun mengetahui hal itu.” Keterbatasan akal pikiran, kelemahan untuk mengetahui hakikat sesuatu, dan ketidakmampuan akal untuk mengetahui hakikat jiwa manusia tidaklah berarti menafikan keberadaannya. Kelemahan akal untuk mengetahui hakikat cahaya tidak berarti menafikan adanya cahaya yang memancar diberbagai ufuk. Demikian pula mengenai dzat Tuhan. Bila manusia tidak mampu mengetahui hakikatnya, maka tidak berarti bahwa Dia tidak ada,bahkan Dia ada dan keberadaan-Nya jauh lebih kuat dari segala yang ada. Orang yang meminta pembuktian atas adanya Tuhan bagaikan orang buta yang menuntut bukti atas adanya matahari di siang hari bolong.

                Eksistensi Allah itu merupakan suatu hakikat atau fakta yang tidak diragukan kebenarannya. Seluruh isi alam semesta bahkan menegaskan adanya hal tersebut. Alam ini diciptakan oleh Dzat yang tidak dapat kita jangkau hakikatnya dengan Akal. Dialah Allah SWT. Ada tiga macam kemungkinan yang dapat kita kemukakan atas terjadinya Alam semesta ini. 1) Bahwa alam semesta ini muncul dari tidak ada kemudian ada dengan sendirinya. 2) Bahwa alam semesta ini terjadi secara kebetulan belaka. Yakni faktor kebetulan ini lah yang memunculkan alam yang indah ini. 3) Di sana pasti ada pencipta yang menciptakan alam semesta ini. Kemungkinan pertama jelas salah dan tidak berdasar. Hal ini dikarenakan suatu hasil pasti ada dikarenakan sebuah sebab.  Akibat itu berhubungan erat dengan sebab-sebabnya. “Terjadinya alam semesta dengan sendirinya” merupakan suatu hal yang terputus dari sebab. Sehingga merupakan kemungkinan yang tidak mungkin terjadi. Kemungkinan kedua jauh lebih besar kerancuannya dibanding kemungkinan pertama. “Alam semesta ini terjadi secara kebetulan belaka”. Bagaimana bisa dikatakan kebetulan terhadap suatu sistem yang rumit, teratur dan seimbang. Apakah sebuah kebetulan ketika ada laki-laki dan perempuan diciptakan secara berpasangan? Apakah sebuah kebetulan ketika diciptakan bumi dan seisinya hingga terciptanya sebuah rantai makanan? Apakah sebuah kebetulan bila bumi digantungkan di cakrawala dan berputar dengan sudut tertentu, berputar mengelilingi sumbunya dan tidak pernah bergeser sedikit pun walau hanya sehelai rambut sejak berjuta-juta tahun yang lalu? Apakah sebuah kebetulan ketika planet dan bintang yang sedemikian besar dan banyak sekali  beredar dan tidak saling bertabrakan? Apakah sebuah kebetulan yang mewujudkan unsur-unsur alam semesta ini hingga begitu serasi dengan keserasian yang cermat? Apakah kebetulan pula ketika manusia diciptakan dengan organ-organ tubuh yang rumit dan memiliki fungsi masing-masing? Tinggallah kemungkinan ketiga. Kemungkinan ketiga pasti ada pencipta dibalik terciptanya alam semesta ini. Perhatikan percakapan antara Socrates dan Aristhopanes yang keduanya merupakan seorang filosofis terkenal.

S = socrates, A = aristhopanes

S: Adakah orang-orang yang kamu kagumi karena kemhirannya dan keindahan hasil karyanya?

A: Ada. Aku mengagumi Homero dalam syair-syair ceritanya, dan aku mengagumi Zoxes dalam bidang lukisan, dan aku mengagumi Polextic dalam bidang pembuatan patung-patung.

S: Pencipta manakah yang patut dikagumi? Apakah yang menciptakan gambar=gambar tanpa akal dan tidak dapat bergerak ataukah yang menciptakan makhluk-makhluk yang berakal dan hidup?

A: Sudahbarang tentu lebih kagum terhadap pencipta yang menciptakan makhluk-makhluk yang berakal dan hidup, jika hal itu bukan terjadi karena kebetulan.

S: Apakah mungkin suatu kebetulan jika anggota-anggota tubuh ini diberi kemampuan untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan tertentu? Mata untuk melihat dilengkapi dengan alat-alat perlindungan karena sensitif dan sangat lemah. Maka ia dapat ditutup ketika tidur atau ketika diperlukan. Juga dilindungi dengan bulu-bulu mata dan alis. Untuk telinga diberi peralatan bagian luar yang mampu menampung suara agar dapat ditangkap. Mungkinkah semua itu terjadi secara kebetulan? Demikian pula diberikannya kecenderungan untuk mempunyai keturunan dan diletakkan didalam hati rasa cinta yang begitu besar dan mendalam yang ada dalam hati seorang ibu terhadap anak-anaknya sekalipun jarang sekali seorang anak dapat memberikan manfaat kepada bapak dan ibunya? Dan bagaimana bayi yang begitu lahir mengetahui cara menyusu pada ibunya? Apakah itu sebuah kebetulan?

A: Oh, tidak. Sesungguhnya hal itu menunjukkan adanya pencipta yang mencintai makhluk hidup. Akan tetapi mengapa kita tidak dapat melihat pencipta?

S: Anda juga tidak dapat meilhat roh Anda sendiri yang menguasai anggota tubuh Anda.Apakah karenaAnda tidak dapat melihat roh Anda itu berarti kita boleh mengatakan bahwa perbuatan anda timbul karena kebetulan dan tanpa kesadaran? Sudah barang tentu tidak.

                Fitrah juga membuktikan akan eksistensi Tuhan. Perasaan sejatinya tertanam di dalam jiwa setiap manusia. Dan di dalam perasaanitu pula setiap manusia akan meyakini adanya Tuhan yang Maha Suci. Namun kadang-kadang perasaan ini tertutup dan tenggelam oleh suatu hal dan tidak akan bangkit kembari dari kelalaiannya kecuali jika ada pemicu yang menyadarkannya semisal kecacatan, penyakit yang dideritanya, bahaya yang mengepung dirinya, ataupun ketika ada ancaman-ancama suatu hal. Pengalaman spiritual juga menjadi bukti akan eksistensi sang Pencipta yang Maha Kuasa. Diantara bukti-bukti adanya Tuhan adalah bahwa orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah lebih tinggi ilmunya, lebih banyak adabnya, lebih suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak pengorbanannya, lebih besar kepeduliannya terhadap kepentingan orang lain dan lebih banyak manfaatnya untuk umat manusia. Hal apa yang menyebabkan kecenderungan tersebut. Perhatikan dengan orang yang tidak beriman. Mereka sangat pekat kebodohannya, keras wataknya, kotor jiwanya, gelap hatinya, rusak akhlaknya dan menjadi seperti binatang dalam berbagai tuntutan maupun kebutuhan-kebutuhannya. Di balik itu semua pasti terdapat suatu rahasia, dan perlu diyakini bahwa orang yang beriman selalu mendapat dukungan dari Allah.

Tidak ada satu buktipun yang mengingkari tentang adanya eksistensi Allah. Karena memang sebenarnya akal yang mau berfikir keras tidak akan menerima ketiadaan dari Allah. Meskipun ilmu pengetahuan sudah mencapai puncaknya, namun hal tersebut tidaklah dapat dijadikan dasar untuk mengingkari Allah. Bahkan seharusnya seorang ilmuwan menjadi seorang yang paling kuat imannya kepada Allah.

BAB-SIFAT-SIFAT ALLAH

Allah yang mewujudkan alam semesta ini memiliki nama yang terbaik dan sifat-sifat tertinggi yang kesemuanya itu merupakan konsekuensi dari kesempurnaan ketuhanan-Nya dan keagungan-Nya sebagai Tuhan. Sifat-sifat tersebut hanya dimiliki Allah yang diantaranya disebut sifat salsabiyah dan di antaranya ada yang disebut sifat tsubutiyah. Sifat salsabiyah adalah sifat yang meniadakan  segala sesuatu yang tidak layak bagi kesempurnaan Allah.

Sifat salsabiyah tersebut adalah Al-Awwal dan Al-Akhir. Allah adalah dzat yang maha dahulu, artinya bahwa tiada permulaan bagi wujud-Nya dab bagwa wujud Allah tanpa didahului dengan tahap tiada. Allah adalah dzat yang Maha Akhir.  Artinya bahwa Allah itu dzatnya tiada akhir, kekal tanpa batas, dan tanpa berkesudahan. Dia itu Azali (Maha dahulu) dan abadi, tidak didahului oleh siapapun.

“Dialah yang Awwal dan yang Akhir, yang Dhahir dan yang Bathin dan Dia mengetahui segala sesuatu.”(Al-Hadiid : 3)

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”(Al-Qashash :88)

                Menurut keterangan hadits-hadits yang ada tampak bahwa ‘Arasy merupakan makhluk bagian atas yangpertama kali diciptakan dan bahwasanya air merupakan makhluk berupa benda yang pertama kali diciptakan. Dan air ini diciptakan sebelum penciptaan ‘Arasy sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi. Sesudah penciptaan ‘Arasy dan air barulah kemudian Allah menciptakan langit dan bumi. Begitu juga tampak dari hadist shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Tirmidzi bahwa makhluk ma’nawi yang pertama kali diciptakan adalah Qalam (pena).

“Diriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi bersabda: Sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah qolam(pena). Kemudian Allah berfirman kepadanya :’Tulislah’. Kemudian qalam itu terus berjalan mencatat apa yang ada (segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini) sampai datangnya hari kiamat.” (HR Bukhari)

                Perlu diketahui tidaklah benar seseorang yang berkata: “Allah telah menciptakan makhluk-makhluk, lantas siapa yang menciptakan Allah?” Hal ini disebabkan pertanyaannya keliru. Pencipta itu bukan makhluk. Sebab andaikata Dia makhluk niscaya memerlukan pencipta. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengetahui dzat Tuhan, sedangkan mengetahui hakikat dirinya pun tidak tahu.

“Orang akan selalu bertanya, sehingga ditanyakan juga hal yang berikut: “Allah telah menciptakan makhluk lalu siapa yang menciptakan Allah?” Maka barang siapa menjumpai pertanyaan seperti itu hendaklah ia berkata: Aku beriman kepada Allah (Yang Maha Pencipta).” (HR. Imam Muslim)

                Allah yang Maha Suci tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia tidak sama dengan apapun. Segala sesuatu yang terlintas dibenak anda maka Dia tidaklah seperti itu.

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura : 11)

                Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah, sedangkan Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa. Manusia diciptakan dalam keadaan memerlukan pertolongan orang lain, sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Manusia beranak dan diperanakkan, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Manusia pelupa, sedangkan Allah tidak pernah keliru dan tidak pula lupa. Manusia serba berkekurangan sedangkan Allah Maha Sempurna secara mutlak.

“Katakanlah,Dialah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nyasegala sesuatu, yang tiada beranak dan tiada diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya” (Al-Ikhlas : 1-4)

              Allah Maha Esa di dalam Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya. Keesaan  Dzat, maksudnya adalah bahwasanya Allah itu tiada sekutu bagi-Nya di dalam kerajaan-Nya.

“Maha Suci Allah, Dialah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Az-Zumar : 4)

      Adapun sifat Allah berikutnya adalah sifat-sifat yang tsubutiyah. Allah itu Maha Kuasa, tidak lemat sedikitpun untuk mengerjakan sesuatu. Allah itu Maha Berkehendak(Iradah), yakni Allah menentukan sesuatu yang mungkin ada dengan sebagian apa yang pantas berlaku untuknya. Allah bebas berkehendak menjadikannya tinggi atau pendek, baik atau buruk, berilmu atau bodoh, dll. Allah itu Maha Mengetahui (Ilmu), yakni mengetahui segala sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang ada, baik yang terjadi di masa lampau atau yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Allah itu Dzat yang Maha Hidup (Hayat), yakni sifat hidup inilah yang membuat pihak yang disifatinya menjadi layak menerima sifat qudrah, iradah, ilmu, sama’, dan bashar. Andaikata Dia tidak hidup maka sifat-sifat tersebut tidak aka nada pada-Nya. Allah itu Maha Berbicara (Kalam), yakni tidak dengan huruf dan tidak pula dengan suara. Allah telah menetapkan sifat ini kepada diri-Nya sendiri. Allah itu Maha Mendengar, yakni dapat mendengar segala sesuatu sehingga Dia benar-benar, dapat mendengar langkah-langkah semut hitam yang berjalan di atas batu licin diwaktu malam yang gelap gulita. Sebagaimana Dia mampu mendegar segala sesuatu, Dia-pun Maha Melihat, yakni melihat segala sesuatu dengan penglihatan menyeluruh mencakup segala yang ada. Penglihatan Allahtidaklah menggunakan mta seperti cara melihat makhluknya.

Sifat-sifat Allah diantaranya ada yang disebut sifat Dzat, dan ada juga yang disebut sifat-sifat af’al (perbuatan). Sifat Dzat adalah tsubutiyah atau sifat-sifat ma’ani sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. Adapun sifat-sifat af’al (perbuatan) adalah seperti mencipta dan memberi rezeki. Sesungguhnya kita wajib berjalan mengikuti petunuk sifat-sifat Allah itu, menggunakannya sebagai cahaya penerang jalan, menjadikan sebagai contoh tauladan teritinggi, dan mencapai puncak ketinggian jiwa dan peningkatan ruhani yang sempurna. Allah “Rabbul-‘Alamin” merupakan teladan tertinggi yang wajib diteladani oleh orang beriman, Allah “Maha Pemurah” mengaruniakan nikmat pada makhluk-makhluk-Nya, dan menampakkan cinta-Nya kepada mereka, sekalipun mereka tidak mengerjakan suatu amal yang menyebabkan mereka berhak menerima hal itu. Allah “Maha Pengasih” memberikan balasankepada manusia atas amal perbuatanya. Ini juga merupakan contoh yang sangat tinggi, yang mengharuskan umat manusia membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Allah “Yang menguasai hari pembalasan” menghitung amal perbuatan manusia, lalu memberikan balasan kepada orang yang berbuat buruk dengan balasan setimpal, bukan karena senang menyiksa, melainkan dengan semangat toleransi (bersediamemberi maaf). Sebagaimana seorang pemimpin yang penyayang wajib bersikap seperti itu terhadap yang dipimpinnya. Keempat sifat-sifat Allah tertinggi yang palinng utama, serta keteladanan-Nya yng sangat tinggi. Apa saja pelajaran yang dapat diambil dari sifat-sifat ini juga berlaku untuk sifat-sifat yang lain. Dari keempat sifat Allah ini dapat diambil pelajaran untuk dijadikan tauladan. Demikian pula halnya dari sifat yang lain. Misalnya sifat cinta dan saying merupakan cerminan dari sifat-sifat Allah berikut : 1) Ar-Rauf (Maha Belas Kasihan), 2) Al-Wadud (Maha Mencintai), 3) At-Tawwab (Maha Menerima Taubat), 4) Al-‘Afuw (Maha Memaafkan), 5)Asy-Syakur (Maha Pemberi Balasan), 6) As-Salaam (Maha Damai), 7)Al-Mu’min (Maha Pemberi Rasa Damai), 8)Al-Baar (Maha Baik Dalam Tindakan Dan Pemberian), 9)Rafi’ud Darajaat (Maha Meninggikan Derajat), 10)Ar-Razaq (Maha Pemberi Rezeki), 10) Al-Wahhab (Maha Pemberi Karunia), 11) Al-Wasi’ (Maha Luas Anugrah-Nya). Demikian pula halnya dengan sifat-sifat yang mempunyai makna ‘mengetahui’ yang tercermin dalam sifat-sifat-Nya sebagai berikut: 1) Al-‘Alim (Maha Mengetahui), 2) Al-Hakim (Maha Bijaksana), 3)As-Sami’ (Maha Mendengar), 4) Al-Bashir (Maha Melihat), 5) Asy-Syahid (Maha Menyasikan), 6)Ar-Raqib (Maha Mengawasi), 7) Al-Bathin (Maha Mengetahui Rahasia).

BAB-HAKIKAT IMAN DAN BUAHNYA

                Iman kepada Allah mencermikan hubungan paling mulai antara manusia dengan Penciptanya. Hal ini dikarenakan makhluk yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Diantara manifestasi iman adalah ahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai oleh orang yang beriman dari pada apapun juga, dan hal itu tampak dalam ucapan, perbuatan dan perilakunya. Jika di sana masih ada sesuatu yang lebih dicintainya dari pada Allah dan Rasul-Nya berarti imannanya tidak murni lagi, dan akidahnya tergoncang. Nabi Muhammad bersabda :

“Ada tiga hal; barangsiapa dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut maka ia benar-benar telah mendapatkan manisnya iman, yaitu: 1. Allah dan Rasul-Nyalebih dicintai dari ada selain keduanya. 2. Ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3. Ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka.”

Nabi juga bersabda :

“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada orang tuanya, anaknya, dirinya sendiri, dan manusia seluruhnya” (HR. Bukhari).

                Sebagaimana iman tercermin dalam bentuk cinta (kepada Allah dan Rasul-Nya), maka keimanan juga tercermin di dalam jihad meninggikan kalimat Allah dan berjuang meninggikan bendera kebenaran,  menghentikan kezaliman dan kerusakan di bumi. Pengaruh dan dampak iman akan tampak dengan jelas dalam rasa takut kepada Allah.

“Sesungguhnya yang taku kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (Fathir :28)

                Bila ma’rifat seseorang kepada Allah semakikn sempurna maka sempurna pula rasa takutnya kepada Allah. Manifestasi keimanan yang paling besar adalah berpegang teguh kepada wahyu Allah. Iman dapat menumbuhkan hubungan yang beraneka macam. Ia dapat mengikat hubungan antara orang-orang beriman dn Allah, dengan ikatan kasih saying dan cinta. Iman juga dapat mempererat hubungan antar sesame kaum mukminin atas dasar kasih sayang. Apabila manusia telah mengenal Tuhannya melalui akal dan hati maka ma’rifat ini akan menghasikan buah yang masak baginya dan meninggalkan dampak yang bagus  dalam dirinya. Ma’rifat ini juga akan mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan kebeneran, keluhuran dan keindahan. Buah keimanan dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain.
  2. Iman dapat membangkitkan keberanian di dalam jiwa dan keinginan untuk terus maju, menganggap enteng kematiandan menggandrungi mati syahid demi membela kebenaran.
  3. Keimananmenetapkan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi rezeki, dan bahwasanya rezeki tidak dapat dipercepat karena kerakusan orang yang rakus, dan tidak pula dapat ditolak oleh kebencian orang yang benci.
  4. Rasa tenang dan tentram.
  5. Keimanan dapat meningkatkan kekuatan maknawiyah manusia dan menghubungkan dirinya dengan contoh taulan tertinggi.
  6. Kehidupan yang baik.

BAB-QADAR (TAKDIR)

Allah Ta’ala adalah pemilik kerajaan, di sana Dia berbuat sesuai dengan kebijaksanaan dan kehendak-Nya. Setiap perubahan yang terjadi hanyalah berjalan sesuai dengan kehendak-Nya  yang telah ditetapkan di alam semesta ini,sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku di jagad raya ini.

“Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.”(Ar-Ra’ad : 8)

Dia menciptakan dan memilih dari Ciptaan-Nya itu apa yang Dia kehendaki, karena Dia-lah yang berwenang secara mutlak.

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.” (Al-Qashash : 68)

Allah yang Maha Suci bertindak danberbuat di dalam kerajaan-Nya sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya. Apabila manusia ditimpa kemudharatan maka tidak ada yang dapat menghilangkanya selain Allah. Dan apabila Allah menghendaki kebaikan bagi manusia maka tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya. Langit dan bumi milik Allah semata. Apa saja yang diperlihatkan dan ditampakkan oleh manusia atau disembunyikan dan dirahasiakannya, berupa niat, kehendak, tekad maupun tujuan maka Allah akan membuat perhitungan dengannya atas perbuatannya itu. Jika berupa kebaikan maka baik pula balasannya, dan jika berupa keburukan maka buruk pula balasannya. Dia mengampunisiapa saja yang dikehendaki-Nya.

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Ath-Thaha : 82)

Di dalam Al-Qur’an dsebutkan qadar atau takdir berkali-kali. Dapat diambil kesimpulan bahwa Qadar adalah tatanan yang pasti yang telah dibuat oleh Allah untuk alam semesta ini, undang-undang umum, dan hukum-hukum yang dipergunakan oleh Allah untuk mengikat antara sebab-sebab dengan musababnya. Imam Nawawi mendefinisikan takdir dengan menyatakan: “Sesungguhnya Allah yang Maha Berkah dan Maha Tinggi telah menentukan segala sesuatu di zaman Azali dan Allah yang Maha Suci mengetahui bahwa segala sesuatu itu pasti akanterjadi dalam waktu-waktu yang sudah ditentukan di sisi-Nya, dan menurut sifat-sifat yang telah ditentukan. Segala sesuatu itu terjadi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.”

Disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi bahwasanya beriman kepada qadar (takdir) merupakan salah satu bagian dari aqidah. Pengertiannya adalah bahwa Allah telah menciptakan hukum-hukum, undang-undang dan tatanan yang dibuat-Nya ntuk alam semesta ini. Merupakan pendapat yang salah ketika Qadha’ dan Qadar diartikan sebagai pemaksaan oleh Allah yang Maha Suci kepada hamba-Nya untuk mengikuti apa saja yang telah ditetapkan dan diputuskan. Pengertian qadar sebenarnya adalah pemberitahuan tentang pengetahuan Allah sejak azali terhadap apa saja yang akan tejadi berupa perbuatan-perbuatan hamba-Nya, dan perbuatan-perbuatan tersebut terjadi berdasarkan ketentuan dan penciptaan-Nya, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah nama bagi sesuatu yang terjadi sesuai ketentuan dari perbuatan yang Maha Penentu. Sehingga sebenarnya hal tersebut bersifat menyingkap dan tidak mempengaruhi. Adapun hikmah mengimani takdir adalah supaya segala kekuatan dan potensi yang dimiliki mnusia dikerahkan untuk mengetahui aturan-aturan ini dan mendapatkan undang-undang yang berlaku pada alam ini, kemudian bekerja sesuai dengan aturan dan undang-undang tersebut dalam membina dan memakmurkan alam. Qadar tidak boleh dijadikan celah untuk berpasrah diri atau dijadikan alasan untuk berbuat maksiat. Juga tidak boleh dijadikan jalan untuk menyatakan terpaksa. Akan tetapi ia harus dijadikan jalan atau srana untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih agung berupa pekerjaan-pekerjaan besar. Qadar dapat ditolak dengan Qadar. Misal Qadar lapar dapat ditolak dengan qadar makan, qadar haus dapat ditolak dengan qadar minum. Qadar sakit dapat ditolak dengan qadar berobat dan menjaga kesehatan. Adapun qadar di luar pengertian ini maka kita tidak layak membicarakannya, dan tidak pula memperdebatkan persoalannya. Sebab hal itu termasuk rahasia Allah yang tidak dapat dijangkau dan dipahami oleh akal pikiran manusia. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami, ketika kami sedang mempertentangkan masalah qadar. Lalu beliau marah hingga wajah beliau menjadi merah dan bersabda: ’Apakah dengan ini aku diutus kepadamu? Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dibinasakan hanya karena mereka mempertentangkan persoalan ini. Aku berketetapan kuat agar kamu tidak mempertentangkan masalah ini’  ”.

                Agama Islam telah menetapkanbahwa manusia diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’aladengan dibekali berbagai kekuatan, bakat dan potensi. Otensi-potensi ini dapat diarahkan dan dipergunakan untuk kebaikan, sebagai mana ia juga dapat diarahkan untuk keburukan. Potensi ini bukan berupa kebaikan semata dan buka pula berupa keburukan semata. Meskipun keinginan terhadap kebaikan pada sebagian orang terkadang lebih kuat, sebagaimana keburukan yang kadang juga lebih kuat.

“Setiap anak diahirkan di atas fitrah (asal kejadian yang masih bersih, dapat menerima baik dan buruk” (Thabarani)

                Setiap manusia bertanggungjawab untuk membersihkan dirinya dan memperbaikinya hingga ia dapat mencapai kesempurnaannya yang telah ditentukan baginya. Di antara manusia ada yang menempuh jalan lurus, sehingga ia menjadi orang bersyukur, ada pula yang menempuh jalan yang bengkok sehingga ia menjadi orang kafir. Manusia diberikan pilihan untuk memilih di antara keduanya, dan dari pilihan yang dipilihnya jelaslah siapa hamba-Nya yang taat dan yang sebaliknya.

“Dan Kami telah menunjukinya dua jalan.”(Al-Balad : 10)

Maaf, resume belum selesai. Akan diselesaikan lagi ketika penulis ada waktu untuk membuat lagi resumenya.

Resume Fiqih Politik Hasan Al-Banna

Fiqh berasal dari kata kerja lampau yaitu faqiha/faquha. Arti kata fiqh adalah al-fahmu (pemahaman) dan kecerdasan. Makna fiqh bukan hanya sekedar tahu, tetapi pemahaman yang harus menggunakan akal dan  setelah melalui usaha yang keras. Fiqh hanya dapat dicapai orang yang berpemahaman tinggi , keimanan tinggi, dan kesalihan yang spesifik.

“Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda kebesaran Kami kepada orang –orang yang mengetahui” (Al-An’am : 98).

Hal ini tidak dapat dicapai oleh kaum kafir dan munafiq :

“Disebabkan orang kafir itu tidak mengetahui (memahami)” (Q.S Al-Anfal: 65)

“Tetapi orang-orang munafiq itu tidak mengetahui (memahami)”(Q.S Al-Munafikun : 7)

Siyasi atau politikus adalah orang yang memperhatikan dan memahami urusan umat secara mendalam serta menyelesaikannya dengan pemahaman pendapat atau pemikiran yang benar. Fiqh politik adalah pemahaman yang mendalam tentang urusan-urusan umat baik internal maupun eksternal. Mengelola umat sesuai hukum syari’at dan petunjuk-petunjuknya. Politik dibagi menjadi 3 :

  1. Syar’I : politik yang membawa seluruh umat manusia pada ketentuan-ketentuan syari’at. Khilafah islamiyah berfungsi untuk menjaga agama dan mengatur urusan-urusan dunia.
  2. Non Syar’I / konvensional : politik yang membawa manusia pada ketentuan-ketentuan pandangan manusia yang diterjemahkan ke undang-undang dasar konvensional. Hukum konvensional sebagai ganti dari syari’at islam.
  3. Politik jahiliiyah : politik yang menolak politik syar’I. Politik yang tidak memiliki agama.

Pada dasarnya dalam fiqh politik ini adalah bagaimana seseorang memahami dan mampu menyelesaikan permasalahan umat ini secara mendalam. Ada beberapa sumber fiqh politik menurut Hasan Al Banna yaitu:

Al-Qur’an, dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang hukum, pemerintahan, orang-orang yang memerintak, berlaku adil dalam memerintah, sikap taat dari rakyat kepada pemimpin, prinsip musyawarah antara pemimpin dan rakyat serta masalah-masalah politik yang lain. Semua hal telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Sunnah Rasulullah,  merupakan salah satu sumber karena, dalam memahami fiqih politik dan fiqih ekonomi banyak sekali hadits-hadits Rasulullah yang menjelaskannya.

Kitab-kitab fiqh,  karena di dalam kitab semacam ini kaya akan ilmu tentang masalah-masalah fiqh politik. Kitab-kitab fiqh seperti ini akan lebih memperdetil fiqh politik.

Dalam pemahaman islam amerika, politik tidak mendapatkan tempat dalam islam. Namun Hasan Al Banna telah memunculkan kembali kesdaran politik melalui fiqh politik Islamnya selama ini. Hasan Al Banna menjelaskan dengan berbagai bukti yang kuat bahwa Islam datang dengan membawa ajaran politik untuk membahagiakan umat manusia secara keseluruhan. Perlu ada sebuah daulah yang mampu mengelola kemaslahatan umat. Menurut Hasan Al Banna pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang terdiri dari pejabat-pejabat pemerintah yang beragama islam, melaksanakan kewajiban agama Islam dan tidak melakukan maksiat secara terang-terangan, melaksanakan hukum-hukum dan ajarang agama Islam. Pemerintahan itu menjadi islam karena agaman pelakunya, karena komitmen mereka atas akhlaq agama Islam dan karena melaksanakan hukum-hukum Syari’at. Menurut Hasan Al Banna  pemerintahan Islam adalah bagian yang substantif. Karena Pemerintahan menjadi sandaran bagi sesuatu yang lain. Islam tidak dapat di realisasikan sebagaimana yang dikehendaki Allah jika tidak ada pemerintahan yang menerapkan hukum-hukumnya dalam semua bidang kehidupan baik politik, ekonomi, peradilan, hubungan internasional maupun yang lain. Adapun beberapa kwajiban-kewajiban dalam pemerintahan Islam sebagai berikut : 1) menjaga keamanan dan melaksanakan undang-undang, 2) Menyelenggarakan pendidikan, 3) Mempersiapkan kekuatan, 4) Memelihara kesehatan, 5) Memelihara kepentingan umum, 5) Mengembangkan kekayaan dan memelihara harta benda, 6) Mengkokohkan Akhlaq, 7) Menyebar dakwah. Ketika kewajiban-kewajiban tersebut harus dipenuhi, maka adapula hak-hak yang harus ditunaikan dalam pemerintahan yaitu di antaranya loyalitas rakyat, sikap taat dan membantu dengan jiwa dan harta. Adapun jika terjadi penyimpangan dalam pemerintahan Islam (tidak dapat melaksanakan tugas, atau tidak mendengarkan seruan-seruan untuk meluruskan penyimpangan, maka pemerintah itu harus dinasehati dan diberikan arahan, kemudian pencopotan dan pembubaran, sebab manusia tak boleh taat kepada orang yang bermaksiat kepada Allah. Terhadap pemerintah yang tidak menerapkan ajaran Islam, maka tidak boleh mendapatkan pengakuan.  Umat Islam harus berusaha mencopot pemerintahan ini dan memaksanya untuk mundur dari kursi kekuasaan, karena penerapan syariat islam adalah prinsip dasar bagi agama ini.

Dalam dakwahnya Hasan Al Banna juga menerapkan sistem bertahap dimana tahap awal akan mengantarkan ke tahapan berikutnya dan berikutnya lagi. Tahap pertama,  merupakan pengenalan dengan tujuan-tujuan dakwah dan sarana-sarana jama’ah serta mengajak masyarakat untuk mengikuti pemikiran Islam tentang program perubahan seperti yang diserukan ikhwanul muslimin. Tahap kedua, pemilihan kader-kader yang memiliki kesanggupan untuk berbuat dan memulai kehidupan Islam serta mendirikan negara Islam. Disini mereka akan dididik. Tahap ketiga, adalah tahapan eksekusi, aksi, dan produksi. Tahapan ini tidak dapat dilaksanakan jika tidak didahului ta’rif (pengenalan) dan takwim (pembentukan).

Hasan Al Banna berpendapat bahwa kemungkaran harus dirubah dengan kekuatan (tangan), lisan, dan hati. Hal ini diambil dari hadits Rasulullah. Terhadap undang-undang konvensional, maka apabila hal tersebut menyelisihi islam akan dianggap batal dan tidak boleh bagi umat islam untuk menerimanya.

Khilafah merupakan kekuasaan umum yang tertinggi dalam agama Islam. Orang yang menjabatnya disebut sebagai khalifah. Untuk menegakkan kembali khilafah ini dibutuhkan usaha-usaha yang panjang dan langkah-langkah yang panjang. Dari risalah Ikhwanul muslimin tahta rayatil Qur’an  hasan al-Banna menegaskan “Kami menghendaki terwujudnya : pribadi muslim, keluarga muslim, masyarakat muslim, dan pemerintahan muslim”. Negara islam didirikan atas tiga kaidah : 1) pemimpin yg bertanggung jawab dihadapan Allah dan manusia, 2) Persatuan umat islam atas dasar aqidah Islam, 3) Menghormati kehendak umat melalui kewajiban bermusyawarah mengambil pendapat dari umat islam dan menghormatiperintah atau larangan dari umat. Apabila ketiga kaidah ini terpenuhi maka layaklah untuk disebut Negara Islam. Nama dan bentuk pemerintahan bukanlah patokan.

Ahlul Hali Walaqdi merupakan mereka yang dimintai pendapat atas problematika-problematika umat dan diselesaikan dengan suara mufakat atau atas dasar suara mayoritas. Mereka tidak dipilih berdasarkan nama-nama mereka akan tetapi berdasar sifat-sifat mereka. Ada 3 kelompok Ahlul Hali Walaqdi menurut hasan Al Banna. 1) Para ahli fiqih dan para mujahid yang pendapat mereka dijadika sebagai pegangan dalam mengeluarkan fatwa maupun mengambil suatu hukum. 2) Orang yang memiliki keahlian dalam urusan-urusan yang bersifat umum. 3) Orang yang memiliki sifat kepemimpinan ditengah tengah masyarakat.

Dalam pandangan Islam tentang wanita dan hak-haknya, 1) Islam telah mengangkat martabat kaum perempuan dan menjadikan mereka sebagai partner bagi laki-laki dalam semua hak dan kewajiban. Islam juga mengakui hak perempuan baik hak pribadi, sipil, maupun politik. 2) Islam membedakan antara hak laki-laki dan perempuan. Hal ini disesuaikan dengan adanya perbedaan-perbedaan alami antara laki-laki dan perempuan. Hal ini juga di sesuaikan dengan perbedaan tanggung jawab yang diberikan pada laki-laki dan perempuan. 3) Sesuai dengan fitrahnya, antara laki-laki dan perempuan terdapat daya tarik menarik. Daya tarik menarik ini menjadi dasar bagi hubungan diantara keduanya. Tujuannya adalah mempertahankan jenis manusia. Dalam masalah ikhtilat (pembauran) islam memiliki pandangan adanya bahaya yang pasti. Islam menjauhkan keduanya kecuali dengan pernikahan.

Rasulullah pun telah menjelaskan diharamkannya pengangkatan perempuan dalam urusan-urusan publik. Hal ini didasarkan pada haditsnya :

“Tidak akan berjaya suatu kaum apabila mereka mengangkat seorag perempuan (untuk mengatur) urusan mereka.”

Dalam firman Allah juga disebutkan :

“Kaum laki laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…” (Q.S An-Nisa : 34)

Hasan Al Banna juga menjelaskan bahwa islam memandang kepada non Muslim sesuai dengan sikap mereka terhadap umat Islam. Apabila mereka bersikap damai dan memenuhi kewajibannya terhadap umat Islam dan tidak membantu musuh-musuh Islam maka mereka wajib untuk di lindungi. Namun jika yang terjadi sebaliknya, mereka wajib untuk diperangi. Sejarah membuktikan bahwa hal ini terjadi di India. Banyak orang-orang kafir di sana yang berada dibawah naungan kekuasaan Islam. Namun, mereka tetap eksis tanpa harus berubah kepercayaan menjadi Islam.

Dalam fiqh politiknya hasan al banna menjelaskan “Pemerintah Islam diperbolehkan untuk meminta bantuan kepada non-muslim dalam keadaan terpaksa dan diluar jabatan publik”. Dalam firman-Nya :

“…Mereka tidak henti-hentinya(menimbulkan) kemudaratan bagimu…” (QS Ali Imran : 118)

Hasan Al Banna menyadari bahwa untuk menegakkan panji-panji Islam diperlukan organisasi yang rapi, dan memiliki tujuan-tujuan dan metode-metode tertentu untuk semua bidang kehidupan.

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruna” (QS Ali Imran : 104)

Hasan Al Banna menjelaskan bahwa ketaatan ini berbeda-beda sesuai dengan marhalah (tahapan) yang ditempuh oleh seorang anggota. Semakin tinggi marhalahnya, maka semakin besar tanggungjawabnya.

Dalam perspektif fiqh politik islam, pengertian nasionalisme yang sesuai adalah nasionalisme yang didirikan berdasar batasan-batasan aqidah dan tidak berdasarkan kepada batasan-batasan aqidah dan tidak berdasarkan pada batasan-batasan bumi dan batasan-batasan geografis. Bagi Islam, setiap jengkal tanah dimana terdapat orang yang bersyahadat, maka disitulah tanah air bagi umat islam yang memiliki kehormatan, kesucian, dan kecintaan.

Netbeans and Calendar … Why don’t we use jCalendar?

Do you need calendar form on your netbeans? You should use jCalendar. JCalendar provides a lot of calendar form option. There are so many calendar option that you might get from the JCalendar. In general, you’ll not find any calendar form in your netbeans palette. You need to install it by yourself.

It’s easy to get the jCalendar. You can download it from http://www.toedter.com/en/jcalendar/.  I’ll give you the way to add this library, so this jCalender will be shown on your netbeans palette.

First, you must open your netbeans.

Second, you have to choose Tools on the menu bar.

Third, move your pointer to the “Palette” Option. Then, you have to click “Swing/AWT Components”

The “Palette Manager” Windows will be shown. Then, click “New Category…” . Clicking the “New Category…” Button, you’ll see the “New Palette Category” windows shown on your Monitor. Then, You can change the Text Area with your preferred name choice for your jCalendar category. In general, I use “jCalendar Swing” as the name of my jCalendar category.

After that, you should check the “jCalendar Swing “ folder in the Palette Content checklist, so the “jCalendar Swing” category will be shown on the Java Netbeans palette.

To add the “jCalendar Swing” category content, you should click “Add from JAR” button. But first, make sure that your jCalendar downloaded from http://www.toedter.com/en/jcalendar/ have extracted already. Clicking the “Add from JAR…” button, you’ll get new windows in the picture below. Then, you can search your jcalendar folder.

After that, you are going to find the “.jar” file of the “jCalendar”. Double click on your jcalendar   folder (jcalendar-1.4)! Then you’ll find many folders. Choose the “lib” folder one! Double click on it! Then you’ll find the file.  Please, give a Single click on your “jcalendar-1.4.jar” (the jar file). Then, please click “next” button in the bottom of window.

After that, you can choose all of the available components to add to the java palette.

Then, you should select the category added before (jCalendar Swing). Then, you can click the finish button in the end. The jCalendar Swing category has added on the  netbeans palette. Thanks Very Much…. 😀

HTML Part 2

I am going to tell you about the HTML part 2. In this part, I am going to explain about the main part of HTML. Actually, the main component of html page is divided into two main parts. The first is the header. And the second is the body. Then, how to use this part?

I’ll give you the example explaining every part of them.

Notes: Please open your notepad first! Please save the file into html mode.

HEADER

In the header, you may add some of scripts and also the title of the pages. How to code the header?
The header part is written between header tags.  How to write the header tags? Please look the code below.

The code above shows the header tag wrote well. How to add the page title? This is the example.

Please save your code! Then, you can open the file saved before by the web browser. This is the result:

Then, how about the script? I am going to give you an example. I’m going to use java script.

What will happen? 🙂

Opening the web browser, you will find this one:


BODY

Body tags are used to write the content of the web. Seeing on the main interface of the web browser, you’ll see the result of the code. How to write the body code? It’s the same as the header.

This is the way how to add the content of the web. You should add the content between the body tag.

And here you’ll find the result.

That’s all about. 🙂

See you again on the HTML part 3!!!

Hati-Hati Dengan Status Facebook dan Twitter Anda

Teknologi informasi kian berkembang dari waktu ke waktu. Social Networking telah menjadi sebuah kebutuhan yang tak terpisahkan dari pundak masyarakat. Berbagai Media Social Networking pun semakin berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat.  Facebook, twitter, Friendster, dan berbagai media lainnya turut menyemarakkan dunia maya seakan menjadi sebuah komunitas yang nyata.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ini membawa berjuta manfaat untuk umat. Kesempatan melihat dunia luas semakin terbuka tanpa harus melihat langsung  dunia nyata. Berteman dengan orang luar daerah, atau bahkan luar negri itu menjadi hal yang biasa. Wajar jika peminat Social Networking Media ini langsung banyak dan menjadi populer dengan begitu cepat. Konsep yang ditawarkan begitu menarik dan membuat orang lain mampu terhipnotis dalam rasa ketagihan.

Pengguna mungkin akan merasa puas dan senang saat menggunakan Social Networking Media ini. Namun, kepuasan tersebut seakan-akan menjadi kepuasan di kandang macan jika pengguna tidak mampu berhati-hati dengan apa yang dia kerjakan dengan media tersebut.

Contoh sederhananya adalah penggunaan status. Bisa jadi pengguna media social networking akan merasa puas ketika dia telah mengupdate status. Namun tahukah pengguna tersebut bahwa terkadang ada orang lain yang memanfaatkan status pengguna tersebut untuk melancarkan aksi tindak kejahatan. Mungkin dari sebuah analisa dan contoh kasus berikut dapat diambil hikmahnya:

  1. Ada sebuah keluarga sebut saja keluarga “A”  yang terdiri dari satu ayah, satu ibu, dan satu anak yang semuanya mempunyai akun facebook. Dalam suatu waktu mereka membuat status yang berisi apa yang saat ini mereka sedang kerjakan. Semisal seorang ayah mengupdate status : “On the way to the Office”. Anaknya mengupdate status : “Berangkat sekolah pagi-pagi, haduuh, malesnya”.  Sang ibu pun juga tak kalah gaul. Dia mengupdate status : “Lagi belanja dipasar buat keperluan masak-masak nanti siang :D”. Sekilas tidak akan terasa janggal pada status tersebut. Namun semuanya menjadi sebuah bencana ketika ada pihak lain yang memanfaatkannya. Misal ada pihak lain yang bisa kita sebut maling. Asumsikan bahwa si maling tau siapa saja anggota keluarga “A” dari akun facebook si anak yang di situ tertera siapa saja anggota-anggota keluarganya, dan relationship antara anak dengan keluarganya. Dari status si bapak, ibu dan anak tersebut, dengan saktinya maling meramalkan (menyimpulkan) bahwa rumah keluarga “A” sedang kosong (penghuninya sedang pergi semua). “Kejahatan terjadi karena ada kesempatan”. Dengan pepatah tersebut akhirnya maling pun memberanikan diri untuk merampok rumah keluarga “A” yang kebetulan saat itu tidak ada orangnya. Mungkin saja si maling tau alamatnya rumah keluarga “A” dari info page si anak, bapak, ataupun ibu yang memang sengaja menampilkan alamat rumahnya di info page facebooknya. Mungkin juga si maling memanglah orang yang mengenal keluarga “A”. Seandainya ternyata si anak update status : “Sepi nih… dirumah sendirian lagi”. Kemungkinan terburuknya si Anak bisa diculik atau bisa dibunuh.
  2. Ada seorang user facebook yang mengupdate status facebooknya menjadi dari “complicated” menjadi “single”. Kebetulan ada pihak lain yang mungkin belum pernah dikenal oleh user facebook tersebut, namun si pihak lain tersebut kebetulan sudah menjadi friend dengan user tersebut. Sebutlah user tersebut namanya X perempuan dan pihak lain tersebut bernama Y di facebooknya. Melihat status si X yang berubah, si Y langsung menanggapi dan memberi komentar  “pindah ke aku aja :D, kan udah putus…” dengan tone bercanda. Si X yang penasaran dan belum pernah bertemu dengan Y sebelumnya penasaran dengan si Y. Akhirnya si X mencari tau si Y dengan melihat info dan picture-picture si Y yang telah di unggahnya. Kebetulan si Y mengunggah foto-foto yang bisa dibilang standar orang ganteng dan si X pun terpesona dan tanpa pikir panjang si X langsung menerima bahwa picture-picture tersebut adalah picture asli milik si Y. Dengan serius, pada akhirnya si X menerima tawaran si Y meskipun dia belum pernah ketemuan sebelumnya. Akhirnya si Y mengajak si X ketemuan di suatu tempat.
    Disitulah awal mula bencana dimulai. Si X menerima ajakan si Y tanpa melihat seluk beluk si Y lebih detail terlebih dahulu. Yang ada di pikiran si X adalah wajah ganteng si Y saja. Bencana pun terjadi. Si X diculik di tempat, oleh si Y. Entah di si X di jadikan TKI atau di jual dan diambil organ dalamnya tubuhnya, atau kemungkinan lain yang mungkin saja terjadi.
  3. Suatu hari seorang user facebook dengan nama A mengupdate status : “Hari ini gw apes banget, si andre ngerjain gw terus-terusan”.  Kebetulan user facebook lain sebut saja si B muncul dan mengomentari si A : “trus lu cuman diem lu dikerjain kayak gitu sama si Andre? CEMEN LU?”.  Si A yang merasa harga dirinya terinjak-injak sebagai seorang laki-laki dan diperparah dengan provokasi si B akhirnya membuat sebuah keputusan untuk duel langsung dengan si Andre. Hal mungkin saja terjadi.

Itu lah sedikit contoh problematika status facebook anak masa kini berdasar analisa dan prakiraan. Bisa jadi ada pihak lain yang secara sengaja atau tidak sengaja memanfaatkan status facebook user lain sebagai media untuk melakukan cyber crime terselubung.

Bisa di ambil hikmah, berhati-hatilah dalam membuat status di social network media. Karena tak selamanya mengupdate status itu menguntungkan. Pilah-pilah manfaatnya dan kerugiannya. Gunakan untuk hal-hal yang penting saja.

Konspirasi Fenomena Penyempitan Makna Kata

“Kata-kata bak senjata mematikan yang siap mengoyak lawan, lambat tapi pasti”

Fenomena penyempitan makna kata bukanlah hal yang asing didapati. Namun tidak semua orang sadar akan fenomena seperti ini. Perlahan tapi pasti, dan cara-cara seperti ini ternyata sangatlah efektif untuk menyerang pemikiran seseorang. Tentu saja fenomena seperti ini layaknya agenda brainwashing secara masal. Targetnya adalah semua kalangan berbagai usia dalam artian masyarakat umum.

Fenomena seperti ini tentu sangat merugikan bagi pihak yang sedang dicecar dan diserang. Penyerangan yang dilakukan secara perlahan ini telah berhasil mempengaruhi pola pemikiran sejuta umat. Yang lebih parahnya lagi, secara perlahan pula akan banyak orang yang menjadi masa agenda terselubung secara tidak sadar, akibat pengaruh pencucian pikiran melalui kata-kata ini.

Tentu pembaca sekalian pernah mengenal istilah “perlahan tapi pasti” ataupun “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Dan ternyata pepatah itu memang benar. Awal mulanya hanya membentuk opini publik tentang sebuah kata. Namun opini tersebut digiring dan diarahkan kepada hal-hal yang ternyata bersifat merugikan pihak lain. Awalnya pula sedikit orang yang terpengaruh terhadap hal tersebut. Namun karena konsistensi dan kegencaran dalam menyebarkan luaskan hal tersebut, lama-lama semakin banyak juga yang terpengaruh terhadap efek dari penyempitan makna kata ini. Akhirnya makna kata tersebut menjadi sebuah mainset di pikiran kalayak ramai.

Bukan bermaksud berlebihan, namun ternyata seperti inilah kenyataannya. Contohnya saja pada beberapa kasus yang sering disinyalir sebagai dampak dari fenomena penyempitan makna ini.

Ulama. Pasti kata ini sudah tidak asing lagi. Dalam bahasa arab kata ulama ini merupakan bentuk plural/jamak dari pada kata ‘alim. ‘Alim artinya adalah orang yang tahu. ‘Alim berasal dari kata ‘ilmi yang berarti ilmu. Jadi kata ulama ini pada dasarnya dipakai untuk orang yang tahu dalam segala bidang. Misalnya saja pakar IT, pakar Ekonomi, pakar Kenegaraan, dan lain-lainnya, mereka tergolong dalam sebutan ulama. Di Indonesia ternyata kata ulama tersebut menjadi spesifik untuk orang yang bergelar kyai saja. Bahkan di KUBI di sebutkan bahwa ulama adalah orang yang paham akan Islam saja. Semestinya selama dia adalah orang muslim dan dia ahli/pakar dalam suatu bidang dia disebut sebagai ulama. Akibatnya istilah ulama ini sekarang sudah tidak universal lagi.

Contoh kasus berikutnya adalah pada kata Cinta. Cinta pada umumnya dipakai untuk menyatakan perasaan dan ekspresi. Seperti halnya pada kalimat berikut :

  1. Saya cinta Allah
  2. Saya cinta Rasulullah
  3. Saya cinta istri saya
  4. Saya cinta keluarga saya
  5. Saya cinta teman saya
  6. Saya cinta arif sahabat dekat saya

Fenomena yang terjadi sekarang sungguh mengejutkan. Disadari ataupun tidak, ketika seseorang mengatakan cinta, pasti hal-hal yang pertama dibayangkan adalah hubungan interaksi antara lawan jenis. Persepsi seseorang terhadap kata cinta ini sama halnya seperti “Saya cinta pacar saya”. Padahal tidak seharusnya demikian. Persepsi kata cinta tidaklah sesempit itu. Dampaknya, jika ada seorang laki-laki mengatakan “Saya cinta sahabat saya bang Hilman”. Pasti orang lain berfikir bahwa dia adalah HOMO (menyukai sama jenis). Padahal cinta dalam kalimat tersebut persepsinya bukan seperti itu. Tidak selalu bahwa cinta itu adalah hubungan interaksi ataupun ekspresi antara lawan jenis.

Kasus berikutnya adalah penyempitan makna pada kata jihad. Ketika seseorang mengatakan kata jihad, pasti yang dipikirkan orang lain adalah perang, bom bunuh diri, dan sebagainya. Akuilah hal tersebut memang benar-benar nyata terjadi.  Padahal jihad dalam bahasa arab berarti bejuang atau bersungguh sungguh. Artinya bahwa berjihad disini bisa diaplikasikan terhadap hal-hal kecil seperti belajar, makan, minum, ibadah, dan semua hal-hal yang baik, jika itu semua dilakukan karena Allah dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, itulah sebenarnya yang disebut dengan jihad. Akibat fenomena seperti ini dampaknya di masyarakat, banyak masyarakat yang mengalami islamophobia dan miss perception tentang jihad itu sendiri. Dan pada akhirnya agama Islam dirugikan terhadap hal ini. Ingatlah bahwa terorisme dan jihad itu adalah dua hal yang berbeda.

Itulah beberapa contoh kasus sebagian kecil dari penyempitan makna, dan sungguh sebenarnya masih banyak fenomena penyempitan makna lain yang terjadi. Penulis meyakini bahwa pastinya “Ada udang dibalik batu”, ada udang pula dibalik layar yang membuat konspirasi seperti ini terjadi dengan tujuan tertentu, karena tak ada akibat yang tak berasal dari sebab / sumber permasalahan itu sendiri.

Semoga hal seperti ini cepat disadari dan tidak menimbulkan banyak miss persepsi.

#Pena Tajam Penulis Kebenaran : Yusfia Hafid Aristyagama…..

Meruginya Bangsa dan Negaraku Akibat Berkiblat Budaya Barat

“Kebudayaan Indonesia mengalami proses pindah kiblat kepada budaya barat”

Kebudayaan barat kian menjamur di tubuh bangsa Indonesia. Lebih spesifik lagi, pada dasarnya dapat di saksikan bahwa korban sesungguhnya adalah generasi muda bangsa Indonesia. Secara langsung ataupun tidak, dapat disadari bahwa saat ini kebudayaan Indonesia tengah bertransformasi dan bergejolak untuk berkiblat terhadap budaya barat. Hal ini secara ilmiah bisa dibuktikan dengan tingkah laku, cara berpakaian, tata cara pergaulan, dan kebiasaan yang semakin merosot dan amoral dikalangan pemudanya.

Pergaulan pemuda semakin bersifat bebas. Hal tersebut adalah dampak dari pengaruh budaya barat. Tata cara berpakaian semakin lama semakin melewati batas kewajaran, dan kebiasaan pantang terhadap aturan dan norma semakin menjadi-jadi. Akibatnya free sex dan narkoba menjalar ke mana-mana.

Tidak semua pengidap HIV diakibatkan oleh freesex dan narkoba, namun pengidap HIV yang dikarenakan oleh hubungan free sex dan jarum suntik narkoba semakin meningkat. Ambil lah contoh di Depok, yang mengalami peningkatan 10 persen setiap tahun sejak tahun 2008. Hal tersebut dinyatakan oleh Irwansyah staf LSM yayasan Stigma wilayah Depok.

Hal tersebut tak hanya terjadi di wilayah Depok saja. Hal serupa terjadi di berbagai wilayah terutama kota-kota besar yang rata-rata pemudanya bergaya hidup ala kebarat-baratan. Tentu pemerintah berupaya untuk mengendalikan musibah seperti ini. APBN pun tak segan-segan di keluarkan untuk mengatasi masalah ini.

Mentri Kesehatan menegaskan pembiayaan Pengendalian HIV-AIDS melalui APBN terus meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula pembiayaan untuk mengadakan obat ARV yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 pengadaan obat tersebut mencapai angka sebesar Rp 17.9 M, pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 49.8 M, tahun 2009 Rp 43.2 M, tahun 2010 mengalami peningkatan tajam menjadi Rp 84.2 M dan pada tahun 2011 sendiri sebesar Rp 85.9 M.

Sungguh angka pengeluaran yang fantastis. Secara logika hal tersebut akan terus terjadi selama perilaku negatif seperti free sex dan narkoba tak dapat diatasi maupun dibendung. Dari manakah akar perilaku tersebut? Sudah jelas bahwa perilaku tersebut berasal dari pengaruh Budaya Barat yang selama ini menjadi virus bagi generasi muda.

Pengeluaran negara akan terus bertambah jika hal seperti ini dibiarkan membudaya. Jika saja penyakit seperti ini dapat ditekan jumlah penderitanya, pasti pengeluaran negara pun juga akan berkurang, dan pengeluaran itu dapat dimanfaatkan untuk hal lain seperti pengentasan kemiskinan, pengentasan gelandang dan pengemis, untuk masyarakat fakir miskin, dan problematika bangsa yang sejenis itu tentunya.

Bagaimana hutang Negara ini akan lunas jika pemuda bangsa ini terus diracuni dengan pemikiran budaya barat. Pada awalnya penyebabnya adalah budaya barat, dan pada akhirnya berujung pada pengeluaran Negara. Selama kebudayaan barat menguasai generasi muda, selama itu juga pengeluaran Negara akan terus mengalir menjadi tak terkendali.

Sebagai bangsa yang beradab, sudah barang tentu seharusnya bisa membedakan mana kebudayaan yang baik dan manakah kebudayaan yang buruk tentunya. Sudah barang tentu juga bahwa sebagai bangsa yang beradab, haruslah bisa membedakan mana yang sesuai dengan norma positif ataupun yang tidak sesuai dengan norma positif. Jangan sampai masalah racun peradaban menjadi penyebab hancurnya Negara.

Kamus Istilah Aktivis Dakwah

Sungguh dunia ini begitu luas. Berjuta umat, berjuta bahasa, berjuta kepribadian. Namun, satu hal yang perlu di ingat bahwa sesama umat muslim itu saudara, bahkan dalam perbedaan sekalipun, selama perbedaan itu bukanlah perbedaan aqidahnya.

Mungkin semasa masih di SD, SMP, maupun SMA sekalipun, kita belum pernah ataupun tidak begitu kenal dengan Istilah dakwah. Namun begitu kita memasuki bangku kuliah dan mengikuti organisasi Islam, kita akan sering bergelut dengan yang namanya dakwah kampus. Tentu saja dakwah kampus di sokong oleh orang-orang yang memiliki rasa simpatik terhadap perubahan kampus kearah yang lebih baik.

Bagi yang baru pertama kali masuk dalam organisasi Islam semacam itu, pasti akan merasakan perasaan yang mungkin bisa dibilang agak asing jika dipautkan terhadap kebiasaan kita sehari-hari. Hal ini terlihat jelas dari komunikasi antar aktivis dakwah. Ketika kita hendak bergaul dengan aktivis dakwah, ada beberapa istilah-istilah asing yang mungkin akan sering digunakan untuk berkomunikasi, dan agak asing tentunya untuk seseorang yang baru pertama kali menyentuh dan mengenal dakwah.

Sebagai contoh saja semisal seseorang mengatakan “Afwan akh, ane tidak bisa”. Bagi yang belum pernah tahu istilah “Afwan, ane, dan akh” pasti agak roaming ketika mendengarnya. Mungkin seperti itulah gambaran kecilnya.

Di sini saya akan coba untuk berbagi informasi seputar hal tersebut. Berikut adalah istilah-istilah yang sering digunakan oleh aktivis dakwah untuk saling berkomunikasi.:

  1. “Ane” berasal dari bahasa arab “Ana” yang berarti saya.
  2. “Antum” berasal dari bahasa arab “Antum” yang berarti adalah kamu. Namun dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk bahasa arabnya sendiri untuk laki-laki sebenarnya adalah “Anta” dan perembuan adalah “Anti”
  3. “Ente” juga berasal dari bahasa arab yang sebenarnya dari kata “Antum” juga, artinya adalah kamu.
  4. “Afwan” berasal dari bahasa arab “Afwan”.  Bisa memiliki dua arti, yaitu “Maaf” atau “Sama-sama”. Namun untuk istilah “Afwan” in ibiasa dipakai untuk menggantikan kata “Maaf”
  5. “Akh” berasal dari bahasa arab “Akhi” yang berarti sahabat ku (laki-laki).
  6. “Ukh” berasal dari bahasa arab “Ukhti” yang berarti sahabatku (perempuan).
  7. “Syukran” dalam bahasa arabnya tetap “Syukran” yang berarti terima kasih.

Itulah istilah-istilah khas yang sering digunakan oleh aktivis dakwah. Masih ada istilah-istilah lainnya yang belum disebutkan di sini.

Dengan adanya istilah istilah tersebut, bukan berarti bahwa aktivis dakwah itu menutup dirinya. Istilah-istilah tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang biasa mereka pakai.

Tidak menutup kemungkinan juga seorang aktivis dakwah menggunakan bahasa bahasa gaul yang biasa dipakai oleh anak-anak pada umumnya.

So.. Jadikanlah hal ini sebagai pengetahuan saja agar kita bisa beradaptasi dengan kebiasaan sebagai aktivis dakwah. Kita tidak harus menggunakan istilah ini untuk bercakap dengan aktivis dakwah lain, namun setidaknya kita tahu dan mengerti akan hal ini.

Terima kasih ^^

Awas! Anak suka Nonton Sinetron? Bahaya…


“Penyebab hancurnya peradaban bangsa adalah perilaku buruk generasi muda yang sudah mengakar dan menancap dalam, lalu menjadi sebuah budaya”

Pada dasarnya sinetron merupakan singkatan dari kata “sinema” dan “elektronik”.  Dari dua kata ini saja kita sudah dapat mengartikan bahwa sinetron adalah sebuah sinema yang disiarkan melalui media elektronik. Acara seperti ini biasa di tayangkan melalui televisi.

Sinetron merupakan hiburan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal ini menjadi sebuah hal yang membudaya di penjuru masyarakat luas. Acap kali setiap orang yang punya televisi juga suka menonton sinetron.

Dalam sebuah penelitian Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah NTT Mutiara Mauboy mengatakan sebanyak 81% anak di provinsi kepulaun itu menghabiskan waktunya setiap hari menonton televisi bersegmen hiburan dan sinetron. Sebagai sampel data hal tersebut bukanlah sesuatu yang asing lagi.

Dengan tidak menafikkan fakta tersebut secara tak langsung, maka ada sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Dengan sampel berupa fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar dari anak-anak bangsa telah terjangkit oleh VCS (Virus Cinta Sinetron). Virus yang mempunyai notabene sebagai media penghibur.

Lantas mengapa di sebut sebagai virus? Virus adalah parasit yang diam-diam namun mematikan. Tak lepas dari hal tersebut, jika di analogikan bahwa sinetron adalah virus, maka berarti bahwa sinetron itu mempunyai daya parasit yang sangat hebat. Dan yang perlu digaris bawahi bahwa pemikiran manusia lah sebagai inang yang akan ditempeli oleh parasit tersebut (sinetron).

Secara sadar ataupun tidak bangsa ini sedang dijajah pemikirannya. Dan yang lebih mengejutkan perlu diakui bahwa sinetron merupakan bentuk penjajahan pemikiran tersebut. Statement ini sangat realistis, sejalan dengan fakta linkungan yang terjadi di Negara Indonesia saat ini. Banyak perubahan pola hidup di era ini, terutama di kalangan pemuda. Perilaku dan norma positif di masyarakat zaman dahulu akan sangat berbeda jauh dengan zaman sekarang. Tata cara bergaul orang zaman dahulu lebih baik dari pada yang terjadi saat ini.

Perlu diakui bahwa fakta-fakta tentang perubahan dari zaman-kezaman ini tidak  lazim. Selazimnya adalah perubahan ke arah yang lebih baik, dengan meninggalkan keburukan. Namun faktanya adalah perubahan kearah yang lebih baik ada namun, perubahan kearah keburukan pun juga tak kalah dominan. Inilah bentuk penjajahan pemikiran yang kurang lebihnya berasal dari sinetron.

Cara berpakaian artis pun ditiru oleh anak-anak muda zaman sekarang. Padahal cara berpakaian itu tidak semuanya baik dan memenuhi norma positif yang berlaku, namun ditiru mentah-mentah dan dijadikan sebagai hal yang fashionable dan ngetrend. Akhirnya hal yang demikian lambat laun dianggap sebagai sebuah kewajaran. Dengan demikian, terjadilah degradasi moral di tiap zaman dari hasil penjajahan pemikiran tersebut, meskipun sedikit demi sedikit dan tak begitu frontal. Pada akhirnya tak hanya cara berpakaian saja yang ditirukan, namun pola hidup artis juga mereka tirukan. Secara tidak sadar, budaya tersebut merupakan budaya barat yang secara kearifan lokal, tingkat nilai kepositifannya jauh dibawah kearifan lokal yang sebenarnya ada di Indonesia. Secara logis dapat di perkirakan dengan kondisi seperti ini tak lama lagi budaya Indonesia akan benar-benar sama dengan budaya barat.

Bukti dari perubahan-perubahan perilaku masyarakat terutama dikalangan pemuda adalah sudah maraknya free sex. Jika dibandingkan dengan pemuda zaman dahulu, maka persentase free sex itu akan terlihat jauh. Perilaku free sex mengembang di Indonesia dengan persentase yang terus menaik dari tahun ke tahun.

Kapan kah penjajahan pemikiran tersebut mulai terjadi? Secara simpel dan sederhana bisa dikatakan bahwa penjajahan itu dimulai sejak anak-anak masih berusia dini. Ketika masih kanak-kanak, seseorang akan mudah di tempeli dengan kebudayaan-kebudayaan yang bernotabene aman, namun memiliki makna terselubung. Anak-anak akan lebih mudah diracuni pemikirannya sehingga pemikiran tersebut menjadi sebuah cara pandang (paradigma) yang wajar tanpa membedakan itu baik atau buruk. Pada akhirnya cara pandang tersebut akan membawa seorang anak kepada sebuah kebiasaan yang dianggapnya sebagai suatu kebiasaan yang wajar tanpa peduli seperti apa pandangan orang lain terhadap hal tersebut. Kebiasaan tersebut akan menjadi budaya apabila seluruh orang disekitarnya juga memiliki sebuah pemikiran yang sama secara kontekstual dan mendukung kebiasaan tersebut. Hal ini akan menjadi sebuah awal mula infiltrasi budaya lain ke dalam budaya lokal. Lambat laun proses infiltrasi tersebut akan menyebar dan mewabah jika tidak segera dilakukan penanganan.

Dari manakah awal mula munculnya pemikiran-pemikiran yang bertolak belakang dengan kearifan lokal budaya di Indonesia? Melihat kondisi-kondisi tersebut akan dapat disimpulkan bahwa awal mulanya adalah dari sinetron. Perhatikan saja konten sinetron-sinetron di Indonesia saat ini. Sama sekali tidak ada yang berbau pendidikan. Budaya dan pola hidup yang ditawarkan sinetron juga buruk dan lebay. Akhirnya pemirsa sinetron bersangkutan juga ikut-ikutan lebay. Bisa jadi mulai dari cara bicara, berjalan, berpakaian, dan hal-hal lainnya akan sangat berefek di masyarakat luas.

Untuk mencegah hal ini terjadi perlu sebuah tindak lanjut dan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Apabila hal seperti ini dibiarkan, budaya Indonesia lama-lama akan hilang dari peradaban.

Ingat lah bahwa anak-anak adalah penerus generasi dimasa yang akan datang. Perlu pendidikan yang benar dan matang. Terlebih lagi bahwa ada fakta yang menunjukkan, keteladanan merupakan faktor utama pembentukan kepribadian anak-anak. Jika teladannya sudah salah, maka kepribadiannya juga akan salah. Jika teladannya tokoh sinetron, maka kedepan jangan salahkan siapapun jika tokoh sinetron tersebut menjadi role model (peran model) dan contoh anak tersebut dalam berperilaku dari berbagai aspeknya. Dan yang perlu diperhatikan adalah jika hal tersebut terlanjur menjadi kebiasaan, maka akan sangat sulit mengubahnya, karena kebiasaan itu berasal dari pemikiran yang sudah terlanjur mengakar di hati dan pikirannya. Sama halnya dengan pohon beringin yang akan sulit di cabut karena akarnya sudah menancap dalam dan bercabang-cabang. Berikanlah teladan yang baik kepada calon-calon penggenggam masa depan bangsa.

Awas bahaya berlarut-larut melihat sinetron!!!…….